Peta Perekonomian Mesir
Keadaan Geografis Mesir
Republik Arab Mesir " , negara di Afrika bagian timur laut dan barat
daya Asia . Hal ini dibatasi di utara oleh Laut Mediterania , di sebelah timur
oleh Israel dan Laut Merah , di selatan dengan Sudan , dan di sebelah barat
oleh Libya . Negara ini memiliki panjang maksimum dari utara ke selatan sekitar
1.085 km (sekitar 675 mil ) dan lebar maksimum , dekat perbatasan selatan ,
dari sekitar 1.255 km (sekitar 780 mil ) . Ini memiliki luas total sekitar
1.001.450 km persegi (sekitar 386.662 sq mi ) . Kairo adalah ibu kota dan kota
terbesar .
Tanah Sungai Nil , Mesir adalah tempat lahir dari salah satu peradaban kuno terbesar di dunia dan memiliki catatan sejarah yang tanggal dari sekitar 3200 SM . Bahan deskriptif yang berikut ini berhubungan dengan Mesir modern. Sejarah Bagian meliputi Mesir dari zaman kuno , termasuk Periode Dinasti ( 3200 SM - 343 SM ) , Periode Helenistik ( 332 SM - 30 SM ) , Romawi dan Bizantium Rule ( 30 SM -AD 638 ) , Khilafah dan Mameluk ( 642-1517) , Ottoman Dominasi (1517-1882) , dan kolonialisme Inggris (1882-1952) serta modern, independen Mesir (1952 - ) .
Tanah Sungai Nil , Mesir adalah tempat lahir dari salah satu peradaban kuno terbesar di dunia dan memiliki catatan sejarah yang tanggal dari sekitar 3200 SM . Bahan deskriptif yang berikut ini berhubungan dengan Mesir modern. Sejarah Bagian meliputi Mesir dari zaman kuno , termasuk Periode Dinasti ( 3200 SM - 343 SM ) , Periode Helenistik ( 332 SM - 30 SM ) , Romawi dan Bizantium Rule ( 30 SM -AD 638 ) , Khilafah dan Mameluk ( 642-1517) , Ottoman Dominasi (1517-1882) , dan kolonialisme Inggris (1882-1952) serta modern, independen Mesir (1952 - ) .
Mata Pencaharian di Mesir
Pertanian
Sektor pertanian menyumbangkan 17% perekonomian negara Mesir. Meskipun didominasi wilayah gurun, namun Mesir mendapatkan
berkah dari adanya aliran Sungai Nil yang menyuburkan kawasan lembah dan deltanya. Mesir terkenal sebagai penghasil kapas, gandum, kurma, zaitun, dan serat papyrus (bahan baku kertas). Seiring dengan dibangunnya proyek raksasa bendungan Aswan, maka pertanian Mesir semakin maju. Saat ini produk pertaniannya semakin berkembang dengan menghasilkan berbagai jenis buah-buahan, sayuran, padi, tebu, dan rumput-rumputan untuk makanan ternak.
Peternakan dan perikanan
Selain sebagai petani, masyarakat tradisional Mesir juga banyak yang hidup dari beternak secara nomaden. Jenis hewan ternak yang dikembangkan secara tradisional adalah domba, biri-biri, dan unta. Salah satu dampak pembangunan bendungan Aswan adalah mampu mendukung kegiatan peternakan, sehingga saat ini banyak peternak yang mulai mengembangkan ternaknya dengan cara-cara modern. Adapun perikanan dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan laut banyak diusahakan di perairan Laut Merah dan perairan Laut Tengah, sedangkan perairan darat banyak diusahakan di Sungai Nil dan di kawasan bendungannya.
Pertambangan
Hasil tambang utama Mesir adalah minyak bumi dan gas alam yang terdapat di pantai dan perairan Laut Merah serta di kawasan Gurun Libya dan Semenanjung Sinai. Selain hasil tambang utama tersebut, dikembangkan juga pertambangan fosfat, bijih besi, dan garam.
Perindustrian
Perindustrian termasuk di dalamnya perakitan, pertambangan, dan konstruksi, memberi masukan lebih dari 35% pendapatan nasionalnya.
Hasil industri utama negara ini adalah tekstil, bahan-bahan kimia, besi, dan minyak beserta olahannya. Hubungannya dengan negara-negara maju menyebabkan Mesir juga mulai membangun perindustrian di bidang otomotif, elektronik, barang-barang rumah tangga, dan obat-obatan. Kawasan industri utama terdapat di Kairo dan Alexandria serta di berbagai zona industri di sepanjang Terusan Suez.
Perdagangan
a) Ekspor berupa kapas, benang, tekstil dan permadani, minyak mentah, gas dan produk olahannya kopi, teh, cokelat, tebu, dan kurma.
b) Impor berupa mesin-mesin dan peralatan transportasi, besi dan baja, kertas dan produk olahan makanan, serta bahan-bahan kimia.
Selain memperoleh devisa dari perdagangan, Mesir juga diuntungkan dengan adanya Terusan Suez yang membelah negaranya, yaitu dari pelayanan pelabuhan dan bea masuk terusan.
Sumber Daya Manusia
Sebagian besar masyarakat Mesir Kuno bekerja sebagai petani. Kediaman mereka terbuat dari tanah yang didesain untuk menjaga udara tetap dingin di siang hari. Setiap rumah memiliki dapur dengan atap terbuka. Di dapur itu biasanya terdapat batu giling untuk menggiling tepung dan oven kecil untuk membuat roti.Tembok dicat warna putih dan beberapa juga ditutupi dengan hiasan berupa linen yang diberi warna. Lantai ditutupi dengan tikar buluh dilengkapi dengan furnitur sederhana untuk duduk dan tidur.
Investasi
Mesir, negara di Afrika Utara yang berpenduduk hampir 27 juta jiwa, yang pada Juni lalu dikunjungi Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu beserta rombongan ini ternyata memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup lumayan.
Pada tahun 2004, tingkat pertumbuhan ekonominya mencapai 4% atau setara dengan US$ 76,0 miliar. Sementara pendapatan per kapitanya mencapai US$ 1.036 dengan tingkat pengangguran 10%. Total perdagangan Mesir dengan dunia pada tahun 2004 sebesar US$ 20,54 miliar, meningkat 20,39% dibandingkan dengan tahun 2003 yang sebesar 17,06 miliar.
Sedangkan ekspor negeri Sungai Nil ini ke seluruh dunia pada tahun 2004 mencapai US$ 7,69 miliar, meningkat 24,72% dibanding tahun 2003 yang cuma US$ 6,61 miliar. Komoditi ekspor utamanya adalah minyak mentah dan produk petrokimia, kapas, tekstil, produk baja dan kimia.
Adapun nilai impor negeri Piramid ini pada tahun 2004 sebesar US$ 12,58 miliar, ini meningkat 17,94% dibanding tahun 2003 yang tercatat sebesar US$ 10,90 miliar, dengan komoditi utamanya mesin dan peralatannya, produk makanan, produk kayu dan bahan bakar.
Pertanian
Sektor pertanian menyumbangkan 17% perekonomian negara Mesir. Meskipun didominasi wilayah gurun, namun Mesir mendapatkan
berkah dari adanya aliran Sungai Nil yang menyuburkan kawasan lembah dan deltanya. Mesir terkenal sebagai penghasil kapas, gandum, kurma, zaitun, dan serat papyrus (bahan baku kertas). Seiring dengan dibangunnya proyek raksasa bendungan Aswan, maka pertanian Mesir semakin maju. Saat ini produk pertaniannya semakin berkembang dengan menghasilkan berbagai jenis buah-buahan, sayuran, padi, tebu, dan rumput-rumputan untuk makanan ternak.
Peternakan dan perikanan
Selain sebagai petani, masyarakat tradisional Mesir juga banyak yang hidup dari beternak secara nomaden. Jenis hewan ternak yang dikembangkan secara tradisional adalah domba, biri-biri, dan unta. Salah satu dampak pembangunan bendungan Aswan adalah mampu mendukung kegiatan peternakan, sehingga saat ini banyak peternak yang mulai mengembangkan ternaknya dengan cara-cara modern. Adapun perikanan dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan laut banyak diusahakan di perairan Laut Merah dan perairan Laut Tengah, sedangkan perairan darat banyak diusahakan di Sungai Nil dan di kawasan bendungannya.
Pertambangan
Hasil tambang utama Mesir adalah minyak bumi dan gas alam yang terdapat di pantai dan perairan Laut Merah serta di kawasan Gurun Libya dan Semenanjung Sinai. Selain hasil tambang utama tersebut, dikembangkan juga pertambangan fosfat, bijih besi, dan garam.
Perindustrian
Perindustrian termasuk di dalamnya perakitan, pertambangan, dan konstruksi, memberi masukan lebih dari 35% pendapatan nasionalnya.
Hasil industri utama negara ini adalah tekstil, bahan-bahan kimia, besi, dan minyak beserta olahannya. Hubungannya dengan negara-negara maju menyebabkan Mesir juga mulai membangun perindustrian di bidang otomotif, elektronik, barang-barang rumah tangga, dan obat-obatan. Kawasan industri utama terdapat di Kairo dan Alexandria serta di berbagai zona industri di sepanjang Terusan Suez.
Perdagangan
a) Ekspor berupa kapas, benang, tekstil dan permadani, minyak mentah, gas dan produk olahannya kopi, teh, cokelat, tebu, dan kurma.
b) Impor berupa mesin-mesin dan peralatan transportasi, besi dan baja, kertas dan produk olahan makanan, serta bahan-bahan kimia.
Selain memperoleh devisa dari perdagangan, Mesir juga diuntungkan dengan adanya Terusan Suez yang membelah negaranya, yaitu dari pelayanan pelabuhan dan bea masuk terusan.
Sumber Daya Manusia
Sebagian besar masyarakat Mesir Kuno bekerja sebagai petani. Kediaman mereka terbuat dari tanah yang didesain untuk menjaga udara tetap dingin di siang hari. Setiap rumah memiliki dapur dengan atap terbuka. Di dapur itu biasanya terdapat batu giling untuk menggiling tepung dan oven kecil untuk membuat roti.Tembok dicat warna putih dan beberapa juga ditutupi dengan hiasan berupa linen yang diberi warna. Lantai ditutupi dengan tikar buluh dilengkapi dengan furnitur sederhana untuk duduk dan tidur.
Investasi
Mesir, negara di Afrika Utara yang berpenduduk hampir 27 juta jiwa, yang pada Juni lalu dikunjungi Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu beserta rombongan ini ternyata memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup lumayan.
Pada tahun 2004, tingkat pertumbuhan ekonominya mencapai 4% atau setara dengan US$ 76,0 miliar. Sementara pendapatan per kapitanya mencapai US$ 1.036 dengan tingkat pengangguran 10%. Total perdagangan Mesir dengan dunia pada tahun 2004 sebesar US$ 20,54 miliar, meningkat 20,39% dibandingkan dengan tahun 2003 yang sebesar 17,06 miliar.
Sedangkan ekspor negeri Sungai Nil ini ke seluruh dunia pada tahun 2004 mencapai US$ 7,69 miliar, meningkat 24,72% dibanding tahun 2003 yang cuma US$ 6,61 miliar. Komoditi ekspor utamanya adalah minyak mentah dan produk petrokimia, kapas, tekstil, produk baja dan kimia.
Adapun nilai impor negeri Piramid ini pada tahun 2004 sebesar US$ 12,58 miliar, ini meningkat 17,94% dibanding tahun 2003 yang tercatat sebesar US$ 10,90 miliar, dengan komoditi utamanya mesin dan peralatannya, produk makanan, produk kayu dan bahan bakar.
Struktur Produksi,Disribusi Pendapatan,dan Kemiskinan
Pendapatan Nasional
Sungai
Nil menjadi pusat aktivitas perdagangan masyarakat Mesir. Perekonomian
sentralistik ini diwariskan Presiden Gamal Abdel Nasser. Namun, dalam 30
tahun terakhir, pemerintah telah berhasil mereformasi kebijakan
perekonomian di sana.
Laporan Bank Dunia
memperlihatkan, pada beberapa dekade terakhir Mesir telah mengalami
kemajuan luar biasa dalam penyediaan infrastruktur di segala bidang,
termasuk transportasi, telekomunikasi, pembangkit listrik, serta air dan
sanitasi.
Pemerintah Mesir telah banyak mengurangi subsidi, menekan inflasi, memotong besaran pajak dan melakukan liberalisasi perdagangan dan investasi selama reformasi ekonomi, sejak 1991. Satu proses reformasi dan privatisasi telah mulai meningkatkan peluang bagi sektor swasta. Pertanian telah banyak diswastakan, namun regulasi tetap jalan, kecuali pada kapas dan gula.
Sektor konstruksi, jasa non-keuangan, dan perdagangan grosir serta eceran dalam negeri sebagian besar dikuasai swasta. Hal ini membuat laju pertumbuhan Mesir stabil. Dalam seperempat abad terakhir, setidaknya negeri yang terletak di Asia Barat dan Afrika Utara ini tumbuh 4-5 persen, termasuk pada 2009, yang tumbuh 4,7 persen.
Akibat diversifikasi yang sukses, produk domestik bruto (PDB) meningkat 7 persen per tahun. Catatan Bank Dunia, PDB Mesir pada 2009 tercatat sebesar US$188 miliar, dengan penduduk 83 juta.
Pemerintah Mesir telah banyak mengurangi subsidi, menekan inflasi, memotong besaran pajak dan melakukan liberalisasi perdagangan dan investasi selama reformasi ekonomi, sejak 1991. Satu proses reformasi dan privatisasi telah mulai meningkatkan peluang bagi sektor swasta. Pertanian telah banyak diswastakan, namun regulasi tetap jalan, kecuali pada kapas dan gula.
Sektor konstruksi, jasa non-keuangan, dan perdagangan grosir serta eceran dalam negeri sebagian besar dikuasai swasta. Hal ini membuat laju pertumbuhan Mesir stabil. Dalam seperempat abad terakhir, setidaknya negeri yang terletak di Asia Barat dan Afrika Utara ini tumbuh 4-5 persen, termasuk pada 2009, yang tumbuh 4,7 persen.
Akibat diversifikasi yang sukses, produk domestik bruto (PDB) meningkat 7 persen per tahun. Catatan Bank Dunia, PDB Mesir pada 2009 tercatat sebesar US$188 miliar, dengan penduduk 83 juta.
Sementara itu, Laporan
Dana Moneter Internasional (IMF) melansir, PDB per kapita berdasarkan
paritas daya beli (PPP) meningkat empat kali lipat antara 1981-2006,
dari US$1.355 pada 1981 menjadi US$2.525 pada 1991, US$3.686 pada 2001,
dan menjadi US$4.535 pada 2006.
Kemiskinan
Kemiskinan dan kerawanan pangan telah meningkat secara signifikan di Mesir selama tiga tahun terakhir, wakil juru bicara PBB Eduardo del Buey mengatakan pada Selasa, mengutip laporan bersama oleh Program Pangan Dunia (WFP) dan pemerintah Mesir.
"Sebuah laporan bersama oleh Program Pangan Dunia dan pemerintah negara itu menemukan bahwa hampir 14 juta orang Mesir -- atau 17 persen dari populasi -- menderita rawan pangan pada 2011, dibandingkan dengan 14 persen pada 2009," kata del Buey dalam sebuah konferensi pers.
"Data juga menunjukkan bahwa antara tahun 2009 dan 2011, sekitar 15 persen penduduk bergeser ke dalam kemiskinan," katanya.
"Peningkatan dalam tingkat kerawanan pangan, malnutrisi dan kemiskinan tidak terjadi dalam semalam, selama tahun ini atau bahkan selama tahun lalu," kata Perwakilan WFP dan Country Director untuk Mesir Gianpietro Bordignon.
"Ketidakmampuan masyarakat untuk memiliki makanan yang cukup dan bergizi terutama disebabkan oleh meningkatnya tingkat kemiskinan dan rangkaian krisis sejak 2005 -- termasuk wabah flu burung pada 2006, krisis pangan, bahan bakar dan keuangan pada 2007-09 dan tantangan konteks makroekonomi dalam beberapa tahun terakhir," kata Bordignon.
Laporan bersama juga menunjukkan keluarga termiskin menghabiskan lebih dari separuh rata-rata rumah tangga mereka pada makanan dan sering membeli lebih murah, makanan yang kurang bergizi.
Malnutrisi meningkat dengan 31 persen anak di bawah usia lima tahun terhambat pertumbuhannya (kerdil), naik dari 23 persen pada 2005, kata laporan itu.
Kemiskinan
Kemiskinan dan kerawanan pangan telah meningkat secara signifikan di Mesir selama tiga tahun terakhir, wakil juru bicara PBB Eduardo del Buey mengatakan pada Selasa, mengutip laporan bersama oleh Program Pangan Dunia (WFP) dan pemerintah Mesir.
"Sebuah laporan bersama oleh Program Pangan Dunia dan pemerintah negara itu menemukan bahwa hampir 14 juta orang Mesir -- atau 17 persen dari populasi -- menderita rawan pangan pada 2011, dibandingkan dengan 14 persen pada 2009," kata del Buey dalam sebuah konferensi pers.
"Data juga menunjukkan bahwa antara tahun 2009 dan 2011, sekitar 15 persen penduduk bergeser ke dalam kemiskinan," katanya.
"Peningkatan dalam tingkat kerawanan pangan, malnutrisi dan kemiskinan tidak terjadi dalam semalam, selama tahun ini atau bahkan selama tahun lalu," kata Perwakilan WFP dan Country Director untuk Mesir Gianpietro Bordignon.
"Ketidakmampuan masyarakat untuk memiliki makanan yang cukup dan bergizi terutama disebabkan oleh meningkatnya tingkat kemiskinan dan rangkaian krisis sejak 2005 -- termasuk wabah flu burung pada 2006, krisis pangan, bahan bakar dan keuangan pada 2007-09 dan tantangan konteks makroekonomi dalam beberapa tahun terakhir," kata Bordignon.
Laporan bersama juga menunjukkan keluarga termiskin menghabiskan lebih dari separuh rata-rata rumah tangga mereka pada makanan dan sering membeli lebih murah, makanan yang kurang bergizi.
Malnutrisi meningkat dengan 31 persen anak di bawah usia lima tahun terhambat pertumbuhannya (kerdil), naik dari 23 persen pada 2005, kata laporan itu.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Krisis Anggaran Mesir
Pasca revolusi, Mesir mengalami krisis anggaran dan mata uang Mesir turun drastis."Kami telah secara resmi meminta pinjaman IMF sebesar $ 3,2 milyar," kata Menteri Perencanaan dan Kerjasama Internasional Mesir, Faiz Abu el-Naga, kepada wartawan. Sebelumnya, pada Juni tahun lalu, pemerintah menolak tawaran $ 3 miliar bantuan keuangan dari IMF.
Delegasi IMF akan kembali ke Mesir pada akhir Januari. Direktur Regional IMF Masood Ahmed mengatakan rincian teknis masih harus diselesaikan dan kunjungan minggu ini adalah untuk memahami situasi di Mesir.
Pasca revolusi, Mesir mengalami krisis anggaran dan mata uang Mesir turun drastis."Kami telah secara resmi meminta pinjaman IMF sebesar $ 3,2 milyar," kata Menteri Perencanaan dan Kerjasama Internasional Mesir, Faiz Abu el-Naga, kepada wartawan. Sebelumnya, pada Juni tahun lalu, pemerintah menolak tawaran $ 3 miliar bantuan keuangan dari IMF.
Delegasi IMF akan kembali ke Mesir pada akhir Januari. Direktur Regional IMF Masood Ahmed mengatakan rincian teknis masih harus diselesaikan dan kunjungan minggu ini adalah untuk memahami situasi di Mesir.
Nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Pemerintah | Terakhir | Sebelum Ini | Tertinggi | Paling Rendah | Satuan |
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara | -9.1 | -14.1 | -6.8 | -14.1 | Persen dari PDB |
Nilai Utang Pemerintah dibandingkan dengan PDB | 83.3 | 74.3 | 102.3 | 73.3 | Persen |
Nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara | -186026 | -246853 | -56213 | -246853 | Million EGP |
Belanja Pemerintah | 60 | 57 | 60 | 18 | EGP Billion |
Peringkat Kredit | 31.25 |
Nilai Utang Pemerintah dibandingkan dengan PDB
Pemerintah | Terakhir | Sebelum Ini | Tertinggi | Paling Rendah | Satuan | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara | -9.10 | -14.10 | -6.80 | -14.10 | Persen dari PDB |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nilai Utang Pemerintah dibandingkan dengan PDB | 83.30 | 74.30 | 102.30 | 73.30 | Persen |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara | -186026.00 | -246853.00 | -56213.00 | -246853.00 | Million EGP |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Belanja Pemerintah | 60.00 | 57.00 | 60.00 | 18.00 | EGP Billion |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peringkat Kredit | 31.25 |
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Belanja Pemerintah

Pemerintah | Terakhir | Sebelum Ini | Tertinggi | Paling Rendah | Satuan | ||
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara | -9.10 | -14.10 | -6.80 | -14.10 | Persen dari PDB |
|
|
Nilai Utang Pemerintah dibandingkan dengan PDB | 83.30 | 74.30 | 102.30 | 73.30 | Persen |
|
|
Nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara | -186026.00 | -246853.00 | -56213.00 | -246853.00 | Million EGP |
|
|
Belanja Pemerintah | 60.00 | 57.00 | 60.00 | 18.00 | EGP Billion |
|
|
Peringkat Kredit | 31.25 |
|
|
||||
|
Referensi
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/202610-mesir--negeri-dua-benua-yang-tumbuh-stabil
http://www.investor.co.id
http://id.tradingeconomics.com
http://id.tradingeconomics.com
0 komentar:
Posting Komentar